Virus Covid 19 memang masih membuat khawatir masyarakat. Apa lagi hingga saat ini status pandemi Covid 19 belum diubah oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Namun, penelitian beserta data di lapangan menyatakan jika kenaikan kasus Covid 19 saat ini terhitung tidak terlalu fatal. Saat ini Indonesia mengalami gelombang ketiga varian Omicron. Hanya saja dibandingkan gelombang kedua yang didominasi varian Delta, tingkat keparahannya amatlah berbeda.
Gejala Omicron pun pun terbilang ringan saat menginfeksi seseorang. Lantas apakah gejala ringan dikarenakan masyarakat sebelumnya telah terinfeksi varian lain seperti Delta? Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD KAI, FINASIM pun menanggapi pertanyaan ini.
Menurutnya, jika sebelumnya telah terinfeksi Covid 19, misalkan oleh varian Delta, maka belum tentu bisa bergejala ringan saat terinfeksi Omicron "Karena gejalanya berbeda. Kalau Delta lebih banyak bercokol di bagian paru paru. Sedangkan varian Omicron berada di tenggorokan. Sehingga keluhan berbeda. Seakan akan ringan," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Jumat (4/3/2022). Namun tetap waspada dan jangan dianggap ringan. Sampai saat ini varian Omicron masih dipelajari untuk jangka panjang. Begitu pula untuk jangka pendek.
Apa lagi kata Iris, setiap virus yang bermutasi punya sifat berbeda. Sehingga pemerintah harus waspada. Sehingga bisa menangani virus secara baik. Di sisi lain, pengobatan terhadap Covid 19 juga bergulir dinamis. Banyak obat yang dulu dianggap penting dalam mengobati Covid 19 kini tidak lagi dimasukkan dalam daftar. "Perubahan yang dinamis itu, untuk SOP pengobatan Covid 19 bergulir terus menerus bergantung kondisi. Sehingga perubahan berganti begitu cepat jadi kita mengikuti cepat," paparnya lagi.
Hal ini perlu diikuti oleh masyarakat. Menurut Iris, jika tidak bisa mengikuti perkembangan, maka masyarakat akan ketinggalan.